Bandung, adalah salah satu kota yang cukup populer di Indonesia. Berikut sekilas mengenai Sejarah Kota Bandung, yang saya ambil referensinya dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung
Kota Bandung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Bandung merupakan
kota metropolitan terbesar di
Jawa Barat sekaligus menjadi
ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara
Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah
Jakarta dan
Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah
Bandung Raya (
Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah
Jabodetabek dan
Gerbangkertosusila (
Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah
perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (
Technische Hoogeschool, sekarang
ITB)
[2], menjadi ajang pertempuran di masa
kemerdekaan[3], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya
Konferensi Asia-Afrika 1955,
[4] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti
kolonialisme, bahkan
Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
[5]
Pada tahun
1990 kota Bandung menjadi salah satu
kota teraman di dunia berdasarkan survei majalah
Time.
[6]
Kota
kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan
Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan
mall dan
factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun
2007,
British Council menjadikan kota Bandung sebagai
pilot project kota terkreatif se-
Asia Timur.
[7] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama
pariwisata dan
pendidikan.
Bendera Kota Bandung, berdasarkan Surat Keputusan DPRD Sementara Kota Besar Bandung nomor 9938/53 tanggal
8 Juni 1953
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,
[8] secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu
Sungai Cikapundung dan
Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di
Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada
musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan
Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
[9]
[sembunyikan]Cuaca untuk kota Bandung |
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tinggi °F (°C) | 85 (29.3) | 82 (27.7) | 83 (28.6) | 85 (29.5) | 85 (29.7) | 86 (29.8) | 86 (30.0) | 86 (29.9) | 85 (29.7) | 85 (29.4) | 85 (29.2) | 82 (28.0) | 85 (29,2) |
Rata-rata rendah °F (°C) | 75 (23.9) | 74 (23.3) | 74 (23.4) | 75 (24.1) | 76 (24.2) | 74 (23.5) | 73 (22.9) | 74 (23.4) | 74 (23.6) | 75 (23.7) | 75 (23.7) | 75 (23.7) | 74 (23,6) |
Hujan inci (mm) | 0.8 (19.7) | 0.8 (20.3) | 0.8 (19.5) | 0.8 (19.6) | 0.8 (19.4) | 0.7 (17.3) | 0.7 (16.7) | 0.7 (17.7) | 0.7 (17.9) | 0.7 (18.8) | 0.8 (19.7) | 0.8 (19.4) | 6,2 (156,4) |
Sumber: Pemerintah kota Bandung[10] 15 Juli 2010 |
Pemandangan jalanan di Bandung (1908)
Kata "Bandung" berasal dari kata
bendung atau
bendungan karena terbendungnya
sungai Citarum oleh
lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut
perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung,
R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari
Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di
Dayeuhkolot.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda
Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya
Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama
Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu
Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal
25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status
gemeente (kota) dari
Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal
1 April 1906[11] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun
1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
[12]
Pada masa perang kemerdekaan, pada
24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan
Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu
Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal
18 April 1955 di
Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan
Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya
Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali
KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada
19 April-
24 April 2005.
[sunting] Kependudukan
Tahun | Jumlah penduduk |
1941 | 226.877 |
1950 | 644.475 |
2005 | 2.315.895 |
2006 | 2.340.624 |
2007 | 2.364.312 |
2008 | 2.390.120 |
Sejarah kependudukan kota Bandung
Sumber:[13] |
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis
Sunda, sedangkan etnis
Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi
Kereta api yang dibangun sekitar tahun
1880 yang menghubungkan kota ini dengan
Jakarta (sebelumnya bernama
Batavia).
[11] Pada tahun
1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini
[14] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan
Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun
1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
[15]
[sunting] Pemerintahan
Dalam administrasi
pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh
walikota. Sejak
2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam
pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang.
[17] Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai,
[16] dan terdiri atas 41
lelaki dan 9
perempuan.
[18]
Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, dan
Soekarno,
presiden pertama
Indonesia, pernah menempuh pendidikan tinggi di
Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial
Hindia-Belanda pada masa pergantian abad ke-20.
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun
2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit
rumah sakit dan 70 unit
puskesmas yang tersebar di kota ini,
[20] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
2007 adalah 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduk.
Sampai pada tahun
2004, kondisi
transportasi jalan di kota Bandung masih buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.
[21] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengelolaan transportasi oleh pemerintah setempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi antara
instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.
[sunting] Infrastruktur
Sampai tahun
2000 panjang jalan di kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4.9 % dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20 %.
[22] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada
25 Juni 2005,
jembatan Pasupati resmi dibuka,
[23] untuk mengurangi kemacetan di pusat kota,
[24] dan menjadi
landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi
Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.
Kota Bandung berjarak sekitar 180 km dari
Jakarta,
[22] saat ini dapat dicapai melalui
jalan Tol Cipularang (
Cikampek-
Purwakarta-Padalarang) dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari
jalan Tol Padaleunyi (
Padalarang-
Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.
[sunting] Angkutan Kota dan Bus Kota
Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab disebut
angkot[25]. Selain itu,
bus kota dan
taksi juga menjadi alat transportasi di kota ini. Sedangkan sebagai
terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini adalah
terminal Leuwipanjang untuk rute
barat dan
terminal Cicaheum untuk rute
timur.
Pada
24 September 2009, TMB (Trans Metro Bandung) resmi beroperasi, walaupun sempat diprotes oleh
sopir angkot setempat.
[26] TMB ini merupakan proyek patungan antara pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.
[27]
Kota Bandung memiliki sebuah
pelabuhan udara yang bernama
Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti
Jakarta,
Surabaya,
Denpasar,
Menado,
Yogyakarta,
Batam,
Mataram,
Makassar,
Palembang,
Pangkalpinang,
Semarang, dan
Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya
Malaysia,
Singapura,
Thailand dan
Brunei Darussalam.
Kota Bandung juga mempunyai
stasiun kereta api yang setiap harinya melayani rute dari dan ke
Jakarta, ataupun
Semarang,
Surabaya dan
Yogyakarta, yaitu
Stasiun Bandung untuk kelas bisnis dan eksekutif. Sedangkan
Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sama (kecuali Jakarta) untuk kelas ekonomi.
Selain 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5
stasiun KA lain yang merupakan stasiun khusus peti kemas, yakni
Gedebage,
Cimindi,
Andir,
Ciroyom dan
Cikudapateuh.
[sunting] Pelayanan publik
Pada tahun
2008, pemerintah merencanakan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage
[28], namun sempat diprotes warga setempat. Dan baru pada tahun
2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, dimana tendernya akan dilakukan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal
2011 dan diperkirakan selesai pada akhir
2012.
[29]
Sementara untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung saat ini baru mampu memasok air untuk 66 % dari total jumlah penduduknya.
[30] Hal ini terjadi karena semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Sementara itu penggunaan sumber air dalam tanah di kota ini sudah memainkan penting dalam pemenuhan kebutuhan air minum sejak dimulai pembangunan kota ini di akhir abad ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terutama berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber air sehingga menjadikan masalah air minum semakin rumit dan perlu penangganan khusus.
[31]
Saat ini sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.
[32] Selain itu pendistribusian air pada masyarakat kadangkala dilakukan secara bergilir dan juga air yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.
[33]
[sunting] Perekonomian
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan
pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor
perdagangan dan
jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor
industri. Berdasarkan
Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda)
2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.
[34]
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
[35] Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional.
Sementara itu yang menjadi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.
Kelompok | Triwulan II 2009 | Triwulan III 2009 | Triwulan IV 2009 | Triwulan I 2010 |
Bahan makanan | 5.30 | 4.35 | 4.02 | 3.96 |
Makanan jadi | 5.93 | 6.21 | 5.85 | 5.39 |
Perumahan | 2.62 | 0.11 | 1.74 | 1.97 |
Sandang | 3.80 | 3.77 | 5.09 | -1.74 |
Kesehatan | 5.52 | 5.40 | 5.32 | 2.20 |
Pendidikan | 6.88 | 7.55 | 3.31 | 3.71 |
Transporstasi | -9.11 | -8.64 | -5.98 | 1.09 |
Total | 2.17 | 1.53 | 2.11 | 2.86 |
Inflasi tahunan kota Bandung
Sumber:[35] |
[sunting] Pariwisata dan Budaya
Sejak dibukanya
Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari
Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya
Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat,
Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi
gubernur provinsi Jawa Barat,
Gedung Dwi Warna atau
Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh
Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung
[36],
Villa Isola sekarang digunakan
Universitas Pendidikan Indonesia,
Stasiun Hall atau
Stasiun Bandung dan
Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya
Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun
1955,
[37] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun
1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,
[38] Museum Geologi Bandung,
Museum Wangsit Mandala Siliwangi,
Museum Barli,
Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan,
Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat
Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan
Belanda,
Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan
Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai
paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini.
Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat hari
minggu maupun libur sekolah,
kebun binatang ini diresmikan pada tahun
1933 oleh pemerintah kolonial
Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.
[39] Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun
factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan
Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya
Istana Plaza Bandung,
Bandung Indah Plaza,
Paris Van Java Mall,
Cihampelas Walk,
Bandung Supermal,
Bandung Trade Center,
Plaza Parahyangan,
Balubur Town Square,
Dago Plaza dan
Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai wahana seperti
Trans Studio Resort Bandung yang terletak pada lokasi yang sama dengan
Bandung Super Mall.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi
kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.
[40] Selain itu
Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara
Peuyeum sejenis
tapai yang dibuat dari singkong yang di
fermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di
pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya
Monumen Perjuangan Jawa Barat,
Monumen Bandung Lautan Api,
Monumen Penjara Banceuy,
Monumen Kereta Api dan
Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan pengemar fanatik untuk
Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di kompetisi
Liga Super Indonesia, klub ini menggunakan
Stadion Siliwangi sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, namun pada pada musim kompetisi LSI 2009-2010
Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Selain itu di kota ini terdapat juga beberapa klub sepak bola lain yang bermain di kompetisi
Divisi 3 Liga Indonesia seperti
Bandung Raya dan
Saint Prima Bandung.
Garuda Flexi merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di kota ini dan bermain pada kompetisi
IBL.
[sunting] Pers dan Media
Pada masa awal kemerdekaan, sekitar bulan September
1945, para pemuda di kota Bandung mengambil alih dengan paksa sebuah surat kabar milik
tentara pendudukan Jepang yang sebelumnya bernama
Tjahaya dan kemudian menjadi
Soeara Merdeka, surat kabar ini sempat terbit setiap hari 4 halaman sampai pada bulan Oktober 1945, sebelum pindah ke
kota Tasikmalaya karena tekanan
tentara Sekutu waktu itu
[41].
Sekarang ini beberapa surat kabar yang masih menjadikan kota Bandung sebagai pusat penerbitannya diantaranya
Pikiran Rakyat,
[42] Galamedia,
[43] Tribun Jabar,
[44] Radar Bandung[45] dan
Bandung Ekspres.
[46]
Kota Bandung juga memiliki beberapa stasiun televisi diantaranya,
TVRI Jawa Barat,
Bandung TV,
Parijz Van Java TV,
CT Channel,
IMTV,
Paris Van Java TV,
MQTV,
Spacetoon dan
STV Bandung.
[47] Selain itu terdapat juga beberapa stasiun pemancar radio diantaranya
RRI Bandung, dan sekitar 39 buah stasiun pemancar radio swasta yang tergabung dalam
PRSSNI.
[48]
[sunting] Musik dan Hiburan
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat
Sunda di kota ini dan
Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan
bambu.
Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Bandung antara lain
Peterpan,
The Titans,
ST 12,
Sm*sh,
Cokelat,
Pas Band,
Mocca dan
The Changcuters. Penyanyi dari Bandung antara lain:
Nazril Irham alias Ariel,
Nicky Astria dan
Nike Ardilla.
Bandung, I Love U